BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Penelitian
menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi pada periode neonatal
yaitu dalam bulan pertama kehidupan bayi. Hal ini di sebabkan karena penanganan
BBL yang kurang tepat. Penanganan BBL yang tidak tepat pada bayi yang lahir
dengan normal maupun dengan komplikasi akan menyebabkan kelainan yang dapat
mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan menyebabkan kematian. Menejemen yang
baik dalam menangani komplikasi pada bayi baru lahir dapat meningkatkan harapan
hidup bagi bayi baru lahir tersebut.
Proses selama
persalinan pemantauan dan perkembangan sesudah lahir harus segera dipantau
untuk menghasilkan bayi yang sehat. namun terkadang masalah tidak selalu muncul
karena menejemen selama persalinan yang kurang baik. Tetapi masalah berasal
dari ibu bersalin yang tidak dapat mengendalikan diri saat menjalani proses
persalinan sehingga mengakibatkan janin menjadi sulit untuk lahir. Sebagian
besar masalah diakibatkan karena cara mengejan ibu yang salah.
Kepala bayi yang
sudah berada di pintu bawah panggul harus segera lahir. Apabila tidak, maka
akan mengakibatkan bayi lahir dengan kelainan karena kepala dan dada bayi
terlalu lama terjepit di rongga panggul ibu. Akibatnya, bayi yang lahir
mengalami kesulitan dalam usaha bernafas yaitu tidak menangis. Bayi yang tidak
menangis segera setelah lahir sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
kematian pada bayi. Hal ini disebabkan oleh suplai oksigen dalam tubuh bayi
kurang sedangkan tekanan CO2 tinggi, hal ini disebut dengan asfiksia
pada bayi. Menejemen yang baik dalam menangani kasus asfiksia sangat berperan
dalam pertolongan BBL dengan asfiksia sehingga dapat meningkatkan harapan hidup
bayi tersebut. Banyaknya fenomena BBL dengan asfiksia membuat penulis tergerak
untuk membahas asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia.
B.
TUJUAN
1.
Tujuan
umum
Mampu memberikan
asuhan kebidanan dengan menggunakan menejemen kebidanan yang tepat pada bayi
baru lahir dengan asfiksia sedang.
2.
Tujuan
khusus
Mampu menerapkan
konsep dasar dan menejemen kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia
sedang, mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa data yang
terkumpul.
C.
MANFAAT
1.
Bagi
lahan praktek
Dapat menambah
wawasan tenaga kesehatan khususnya bidan mengenai asuhan kebidanan bayi baru
lahir dengan asfiksia sedang sehingga dapat meningkatkan pelayanan askeb BBL.
2.
Bagi
tenaga kesehatan
Menambah
pengetahuan tenaga kesehatan tentang askeb BBL dengan asfiksia sedang.
3.
Bagi
institusi pendidikan
Sebagai dokumen
untuk perbandingan penelitian selanjutnya
4.
Bagi
penulis
Menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai askeb BBL dengan asfiksia dan penerapan ilmu yang
telah didapat selama perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
asfiksia pada bayi baru lahir
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang
ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah
(hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.
B.
Patofisiologi
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya
hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional
dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.
C.
Gejala
klinik
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100
x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap
refleks rangsangan.
D.
Diagnosis
1.
Anamnesis
Gangguan/kesulitan
waktu lahir, lahir tidak bernafas/menangis.
2.
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
fisik yang pertamakali dinilai adalah APGAR Score.
Tabel 1
APGAR Score
Tanda-tanda
|
0
|
1
|
2
|
A :Apperience
(warna kulit)
|
Pucat atau biru
|
Tubuh merah
|
Seluruh tubuh
merah
|
P :Puls
(frekuensi jantung)
|
Tidak ada
|
detak jantung
Dibawah 100,
lemah dan lamban
|
Diatas 100, detak
jantung kuat
|
G :Grimace
(reaksi terhadap Rangsangan)
|
Tidak ada
respon
|
Menyeringi atau
kecut
|
Menangis
|
A :Activity
(tonus otot)
|
Tidak ada
gerakan
|
Ada sedikit
|
Seluruh ekstremitas
bergerak aktif
|
R :Respiration
(pernapasan)
|
Tidak ada
|
Pernapasan
perlahan, bayi terdengar merintih |
Menangis
kuat
|
Klasifikasi klinik :
1.
Nilai
1-3 : bayi dengan asfiksia
berat
2.
Nilai
4-6 : bayi dengan asfiksia
ringan dan sedang
3.
Nilai
7-10 : bayi normal
Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan
menit ke-5, bila nilai apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian
dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk
menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan menentukan prognosis,
bukan untuk memulai resusitasi karena
resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1
menit seperti penilaian skor Apgar)
3.
Pemeriksaan penunjang
ü
Foto
polos dada
ü
USG
kepala
ü Laboratorium : darah rutin, analisa gas
darah, serum elektrolit
E.
Penyulit
Meliputi berbagai organ yaitu :
ü
Otak : hipoksi iskemik ensefalopati, edema
serebri, palsi serebralis
ü Jantung dan paru : hipertensi
pulmonal persisten pada neonatus, perdarahan paru, edema paru
ü Gastrointestinal : enterokolitis
nekrotikans
ü Ginjal : tubular nekrosis akut, SIADH
ü Hematologi : DIC
F.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang harus di berikan pada bayi baru
lahir dengan gagal nafas atau asfiksia adalah resusitasi. Resusitasi neonatus
merupakan salah satu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang gagal
bernafas secara spontan ( Sarwono Prawirohardjo, 2009).
Langkah resusitasi untuk keberhasilan resusitasi antara
lain: jangan menunggu untuk menilai Apgar satu menit untuk memulai resusitasi.
Semakin lambat memulai akan semakin sulit melakukan resusitasi. Semua petugas yang
terlibat harus terlatih dan dapat bekerja sebagai tim dan semua peralatan yang
diperlukan harus tersedia dan dalam keadaan baik.
1.
Langkah awal resusitasi
a.
Tempatkan bayi di bawah pemanas radian/infant
warmer.
b.
Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk membuka jalan
nafas. Sebuah gulungan handuk diletakkan di bawah bahu untuk membantu
pencegahan fleksi leher dan penyumbatan jalan nafas.
c.
Bersihkan jalan nafas atas dengan menghisap mulut terlebih dahulu, kemudian
hidung, dengan menggunakan bulb syringe, alat penghisap lendir, atau kateter
penghisap. Perhatikan untuk menjaga bayi dari kehilangan panas setiap saat.
Catatan: Penghisapan dan pengeringan tubuh dapat dilakukan bersamaan bila
air ketuban bersih dari meconium.
d.
Penghisapan yang kontinyu di atas 3-5 detik pada 1 penghisapan. Mulut
dihisap terlebih dahulu untuk mencegah aspirasi
e.
Penghisapan lebih agresif hanya boleh dilakukan jika terdapat meconium pada
jalan nafas ( kondisi ini dapat mengarah ke bradikardia). Bila terdapat
meconium dan bayi tidak bugar, lakukan penghisapan dari trakea.
f.
Keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan kain yang kering, dan
reposisi kepala.
g.
Tindakan yang dilakuakan sejak bayi lahir sampai reposisi kepala dilakukan
tidak lebih dari 30 menit.
h.
Menilai pernafasan.
i.
Jika bayi mulai bernafas secara teratur dan memadai, periksa denyut
jantung. Jika denyut jantung >100 x/mnt dan bayi tidak mengalami sianosis,
hentikan resusitasi. Akan tetapi, jika sianosis ditemui, berikan oksigen aliran
bebas.
2.
Ventilasi tekanan positif
a.
Jika tidak terdapat pernafasan atau megap-megap, ventilasi tekanan positif
(VTP) diawali dengan menggunakan balon resusitasi dan sungkup, dengan frekuensi
40-60 x/mnt
b.
Jika denyut jantung <100 x/mnt, bahkan dengan pernafasan memadai, VTP
harus dimulai pada kecepatan 40-60 per menit.
c.
Intubasi endotrakea diperlukan jika bayi tidak berespon terhadap VTP dengan
menggunakan balon dan sungkup. Lanjutkan VTP dan bersiaplah untuk memindahkan
bayi ke NICU.
3.
Kompresi dada
a.
Jika denyut jantung masih <60 x/mnt setelah 30 detik VTP yang memadai,
kompresi dada harus dimulai.
b.
Kompresi dilakukan pada sternum di proksimal dari Prosesus Xifoideus,
jangan menekan atau di atas Xifoid. Kedua ibu jari bertugas yang meresusitasi
digunakan untuk menekan sternum, sementara jari-jari lain mengelilingi dada;
atau jari tengan dan telunjuk dari satu tangan dapat digunakan untuk kompresi
sementara tangan lain menahan punggung bayi. Sternum di kompresi sedalam 1/3
tebal anterio posterior dada.
c.
Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi dengan rasio
3:1. Kecepatan kombinasi kegiatan tersebut harus 120/menit (yaitu 90 kompresi
dan 30 ventilasi). Setelah 30 detik, evaluasi respon. Jika denyut jantung
>60 denyut/mnt kompresi dada dapat dihentikan dan VTP dilanjutkan senhingga
denyut jantung mencapai 100 x/mnt dan bayi bernafas efektif.
4.
Pemberian obat
Epinefrin harus diberikan jika denyut jantung tetap <60 x/mnt setelah 30
detik VTP dan 30 detik lagi VTP dan kompresi dada. Dosis epinefrin adalah
0,1-0,3 ml/kgBB larutan 1:10.000 setiap intravena, melalui vena umbilikal. Bila
diberikan melalui pipa endotrakeal, dosis adalah 0,3-1,0 ml/kgBB.
5.
Perawatan lanjutan
a.
Catat nilai apgar untuk menit ke 1 dan ke 5 dalam rekam medik.
b.
Jika bayi memerlukan asuhan intensif, rujuk ke RS terdekat yang memiliki
kemampuan memberikan dukungan ventilator untuk memantau dan memberikan
perawatan pada neonatus.
c.
Jika bayi dalam keadaan stabil maka pindahkan ke ruang neonatal untuk
dipantau dan ditindaklanjuti.
d.
Di ruang neonatal, ikuti panduan asuhan neonatus normal untuk pemeriksaan
fisik dan tindakan profilaksis. Selain itu, monitor secara ketat tanda vital,
sirkulasi, perfusi, status neurologik, dan jumlah urine, serta pemberian minum
di tunda disesuaikan kondisi. Sebagai ganti pemberian minum secara oral,
berikan glukosa 10% IV. Uji laboratorium, seperti analisis gas darah, glukosa
dan hematokrit, harus dilakukan.
e.
Jika sudah tidak terdapat komplikasi selama 24 jam maka neonatus dapat
keluar dari unit neonatal. Informasikan pada petugas dan orang tua atau
keluarga tentang tanda bahaya.
Catatan:
ü
Tidak melakukan resusitasi dapat diterima pada kehamilan < 23 minggu
atau berat lahir < 400 gr, anensefalus, terbukti trisomi 13 dan 18.
ü
Resusitasi dinyatakan gagal dan dihentikan bila bayi menunjukka asistole
selama 10 menit setelah dilakukan resusitasi yang ekstensif.
6.
Peralatan dan pasokan resusitasi neonatus
a.
Peralatan untuk menghisap lendir
ü
Bulb syringe
ü
Kateter penghisap (ukuran 5 atau 6, 8 dan 10 Fr)
ü
Aspirator meconium
ü
Penghisap dan pipa mekanik
ü
Pipa lambung ukuran 8 Fr dan spuit 20 cc
b.
Peralatan balon dan sungkup resusitasi
ü
Balon resusitasi yang mampu memberikan oksigen 90-100% dan mempunyai katup
pelepas tekanan atau alat ukur tekanan
ü
Oksigen dengan pengukur aliran dan selang.
ü
Sungkup atau masker wajah dengan pinggiran bantalan untuk ukuran bayi cukup
bulan dan prematur
ü
Kateter nasal (nasal prongs/kanul nasal)
ü
Oral airway, ukuran bayi cukup bulan dan prematur
Bagan Resusitasi Neonatus
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. K
UMUR 0 MENIT DENGAN ASFIKSIA SEDANG
DI RSUD KOTA SURAKARTA
Tgl/Jam masuk : 16 Juli 2011/14.45 WIB
I.
PENGKAJIAN
Tanggal/jam:
16 Juli 2011/14.45 WIB
A.
Data
Subyektif
1.
Biodata
Nama bayi : By Ny. K
Umur bayi : 0 menit
Tanggal/jam lahir : 16 Juli 2011/14.45 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
No Status Reg : 007296
Biodata
orangtua
Nama ibu :
Ny. K Nama
bapak : Tn. T
Umur :
35 th Umur : 34 th
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama :
Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Alamat :
Pucang Sawit, RT: 4/RW:VIII, Jebres, Surakarta
2.
Riwayat
penyakit kehamilan
Perdarahan : tidak ada
Pre-eklampsia : tidak ada
Eklampsia : tidak ada
Penyakit
kelamin : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
3.
Riwayat
kehamilan
P3A0,
umur kehamilan 40 minggu
ANC : 9 x, di Puskesmas
TT : 2 x
Kenaikan
BB : 10 kg
4.
Riwayat
Persalinan
a.
Kala
I : 9 jam
b.
Kala
II : 10 menit, mulai jam 14.35 WIB
ü
DJJ : (+)
144 x/menit
ü
Warna
air ketuban : Jernih
ü
Caput : tidak
ada
ü
Cephal
hematoma : tidak ada
ü
Anak
lahir seluruhnya jam : 14.45 WIB
ü
Jenis
persalinan : spontan
5.
Nutrisi
Bayi
belum mendapat nutrisi
6.
Eliminasi
BAK : Bayi belum BAK
BAB : Bayi belum BAB
7.
Istirahat/tidur
Bayi
belum istirahat/tidur
B.
DATA
OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan
Awal
Tangisan : bayi tidak menangis
Warna Kulit : biru pada ekstermitas
Gerakan : sedikit
Kesimpulan : bayi lemah
2.
Pemeriksaan
Umum
KU : kurang
3.
Pemeriksaan
Laboratorium
Tidak dilakukan
II.
INTERPRETASI
DATA
Tanggal/jam : 16 juli 2011/14.45 WIB
a.
Diagnosa
Kebidanan
Bayi
Ny.K umur 0 menit dengan asfiksia sedang
DS : Bayi lahir spontan, tidak menangis,
jenis kelamin laki-laki
DO :
KU : kurang, biru pada ekstermitas, bayi tidak bernafas spontan/menangis
b.
Masalah
Bayi
mengalami kesulitan bernafas
c.
Kebutuhan
Pembebasan
jalan nafas
III.
DIAGNOSA
POTENSIAL
Potensial
terjadi asfiksia berat
IV.
ANTISIPASI
TINDAKAN SEGERA
Resusitasi pada
bayi baru lahir
V.
PERENCANAAN
TINDAKAN
Tanggal/jam : 16 Juli 2011/14.45 WIB
1.
Bersihkan
muka dan hidung bayi serta mulut dari lendir atau air ketuban
2.
Lakukan
resusitasi pada bayi baru lahir
3.
Lakukan
pemotongan tali pusat
4.
Jaga
kehangatan bayi
5.
Informasikan
keadaan bayi pada ibu
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal/jam : 16 Juli 2011/14.45 WIB
1.
Membersihkan
muka, hidung dan mulut bayi dari lender dan air ketuban
2.
Melakukan
resusitasi pada bayi baru lahir
Langkah-langkah resusitasi :
1.
Gosok
punggung bayi, hal ini akan merangsang bayi untuk menangis. Melihat respon bayi
(bayi belum menangis).
2.
Lakukan
rangsangan taktil dengan menyentil telapak kaki bayi. Melihat respon bayi (bayi
menangis lambat, tidak teratur)
3.
Lakukan
kompresi dada untuk membantu denyut jantung dan nafas bayi, dilakukan dengan
cara : kedua ibu jari digunakan untuk menekan sternum, sementara jari-jari lain
mengelilingi dada; atau jari tengah dan telunjuk dari satu tangan dapat
digunakan untuk kompresi, sementara tangan lain menahan punggung bayi. Sternum
di kompresi sedalam ⅓ tebal antero posterior dada. Melihat respon bayi (bayi
menangis keras).
3.
Melakukan
pemotongan tali pusat. Tali pusat di klem menggunakan umbilical klem, dorong
isi tali pusat ke arah plasenta ± 3 cm, klem menggunakan klem tali pusat,
potong tali pusat menggunakan gunting tali pusat. Tutup tali pusat menggunakan
kassa steril.
4.
Menjaga
kehangatan bayi dengan membungkus bayi menggunakan kain yang kering
5.
Menginformasikan
keadaan bayi kepada ibu bahwa bayi mengalami kesulitan bernafas atau asfiksia
sedang dan setelah di tolong, bayi dapat menangis spontan.
VII.
EVALUASI
Tanggal/jam : 16 Juli 2011/14.55 WIB
1.
Muka,
hidung dan mulut bayi sudah dibersihkan
2.
Resusitasi
pada bayi baru lahir sudah dilakukan dengan hasil, bayi baru dapat menangis
keras setelah dilakukan resusitasi.
3.
Tali
pusat sudah dipotong
4.
Kehangatan
bayi terjagadengan menyelimuti bayi menggunakan kain kering
5.
Ibu
sudah mengetahui keadaan setelah mengalami asfiksia, kini keadaan bayi
baik-baik saja.
DATA
PERKEMBANGAN I
Tanggal/jam
: 16 Juli 2011/15.00 WIB
S : tidak ada
O : ¤
Pemeriksaan umum
KU
: baik
Tanggal/jam
lahir : 16 Juli 2011/14.45 WIB
HR
: 136x/menit, Respirasi : 52x/menit, Suhu : 36,8°C
¤ Pemeriksaan Fisik : APGAR SCORE
APGAR SCORE
|
0
|
1
|
2
|
1’
|
5’
|
10’
|
Warna kulit
|
Biru/pucat
|
Tubuh
merah, ekstermitas biru
|
Kemerahan
|
1
|
2
|
2
|
Denyut jantung
|
Tidak
ada
|
<
100
|
>100
|
1
|
2
|
2
|
Peka rangsang
|
Tidak
ada
|
Meringis
|
Menangis
|
1
|
1
|
1
|
Tonus otot
|
Lemah
|
Sedang
|
Gerak
aktif
|
1
|
1
|
2
|
Usaha nafas
|
Tidak
ada
|
Tidak
teratur
|
baik
|
1
|
2
|
2
|
TOTAL
|
5
|
8
|
9
|
A
: Bayi Ny.K umur 15 menit normal
P :
1.
Jaga
Kehangatan bayi, menjaga kehangatan bayi, bayi telah mendapat kehangatan yang
cukup dengan indicator suhu bayi : 36,8°C
2.
Lakukan
pemeriksaan fisik pada bayi, melakukan pemeriksaan fisik pada bayi :
a.
Kepala
Bentuk kepala : mesocephal, UUB lunak,datar,
berdenyut
Muka : tidak pucat, tidak
odem, simetris
Mata : simetris, conjungtiva
: merah, sclera : putih
Hidung : bersih, tidak ada secret
Telinga : simetris, bersih, tidak
ada serumen
Mulut : simetris, tidak ada
kelainan
Leher : tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan limfe
b.
Dada
Bentuk :
simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Putting :
ada, simetris, masih tenggelam
Bunyi nafas : tidak ada wheezing, ronchi sedikit terdengar
Jantung :
bunyi normal, denyut teratur
c.
Abdomen
Tidak ada pembesaran lien dan hati
d.
Genetalia
Testis sudah
masuk scrotum, penis berlubang, ujung muara uretra berada di ujung penis, tidak
ada kelainan.
e.
Anus : berlubang
f.
Ekstermitas
· Tangan, lengan dan bahu
Gerakan : aktif
Kelainan : tidak ada
Jumlah jari : lengkap, kanan 5, kiri 5
· Tungkai dan kaki
Gerakan : aktif
Kelainan : tidak ada
Pemeriksaan fisik sudah dilakukan
3.
Lakukan
pemeriksaan antropometri pada bayi, melakukan antropometri pada bayi:
a.
BB :
2700 gr
b.
PB :
46 cm
|
c.
LK :
34 cm
d.
LD :
33 cm
|
Pemeriksaan antropometri sudah
dilakukan.
4.
Amati
reflek pada bayi, mengamati reflek pada bayi
a.
Reflek
Blinking : (+) menutup kedua
matanya begitu terkena kilatan cahaya atau bila terkena hembusan udara
b.
Reflek
Moro : (+) tangan bayi
membentuk huruf C seperti memeluk saat dikagetkan
c.
Reflek
Rooting : (+) bayi menoleh kearah
benda yang menyentuh pipinya
d.
Reflek
Grasping : (+) tangan menggenggam
ketika sesuatu menyentuh telapak tangannya
5.
Berikan
obat tetes mata pada bayi, memberikan obat tetes mata berupa cloramfenicol
masing-masing 1 tetes, obat tetes mata sudah diberikan.
6.
Berikan
injeksi vit K pada bayi, memberikan injeksi vit K dengan dosis 1 mg secara IM
pada ⅓ paha atas bagian luar, injeksi vit K sudah diberikan.
7.
Observasi
KU, TTV, BAB, dan BAK bayi setiap 8 jam, mengobservasi KU, TTV, BAB, BAK bayi
setiap 8 jam.
Tanggal/jam
|
KU
|
TTV
|
BAB
|
BAK
|
16 Juli 2011
18.00 WIB
|
Baik
|
HR :136x/m
R : 50x/m
S : 37°C
|
(+) meco
|
(+)
|
8.
Mandikan
bayi setelah 6 jam, memandikan bayi stelah 6 jam. Bayi belum dimandikan.
DATA
PERKEMBANGAN II
Tanggal/jam : 17 Juli 2011/ 06.00 WIB
S :
- Ibu mengatakan bayi sudah menyusu kuat
- Ibu mengatakan bayi sudah BAB dan BAK
O :
- KU : baik
- HR : 136x/m, R : 40x/m, S : 36,7°C
A :
Bayi Ny.K umur 1 hari normal
P :
1.
Jaga
kebersihan bayi, menjaga kebersihan bayi dengan memandikan bayi 2x/hari, bayi
sudah dimandikan pukul 06.00 wib.
2.
Lakukan
perawatan tali pusat, melakukan perawatan tali pusat yaitu dengan mengganti
pembungkus tali pusat menggunakan kassa steril minimal 2x/hari tanpa memberikan
obat apapun ( misalnya betadine atau alcohol) dan menjaga tali pusat agar tetap
kering. Perawatan tali pusat sudah dilakukan.
3.
Beritahu
ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi
baru lahir yaitu keluar darah dari tali pusat, tali pusat mengeluarkan nanah
dan berbau busuk, bayi demam tinggi, kulit tubuh bayi kuning, bayi tidak mau
menyusu dan rewel. Ibu sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir.
4.
Jaga
kehangatan bayi, menjaga kehangatan bayi dengan cara memakaikan pakaian kering
dan bersih pada bayi serta menggedong bayi. Kehangatan bayi sudah terjaga, bayi
sudah digedong.
5.
Beritahu
ibu untuk mengimunisasikan bayinya (HBo), memberitahu ibu untuk
mengimunisasikan bayinya (HBo). Ibu bersedia mengimunisasikan bayinya, bayi
sudah di imunisasi HBo pukul 08.30 WIB
6.
Anjurkan
ibu menyusui secara tidak terjadwal sesering mungkin (on demand) untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi bayinya, menganjurkan ibu menyusui bayinya secara tidak
terjadwal sesering mungkin (on demand) untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
bayinya. Ibu bersedia menyusui bayinya secara tidak terjadwal sesering mungkin
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya. Bayi sudah disusui, kebutuhan nutrisi
bayi terpenuhi.
7.
Observasi
KU, TTV, BAB, BAK bayi setiap 8 jam, mengobservasi KU, TTV, BAB, BAK bayi
setiap 8 jam.
Tanggal/jam
|
KU
|
TTV
|
BAB
|
BAK
|
17 Juli 2011
06.00 WIB
|
Baik
|
HR : 136x/m
R : 40x/m
S : 36,7°C
|
(+)meco
|
(+)
|
12.00 WIB
|
Baik
|
HR : 140x/m
R : 48x/m
S : 36,8°C
|
(+)meco
|
(+)
|
18.00 WIB
|
Baik
|
HR : 140x/m
R : 40x/m
S : 36,7°C
|
(+)meco
|
(+)
|
DATA
PERKEMBANGAN III
Tanggal/jam : 18 Juli 2011/ 06.00 WIB
S :
- Ibu mengatakan bayi mau menyusu.
- Ibu mengatakan bayi sudah BAB dan BAK
O :
- KU : baik
- HR : 140x/m, R : 40x/m, S : 36,6°C
A :
Bayi Ny.K umur 2 hari normal
P :
1.
Mandikan
bayi, memandikan bayi, bayi sudah dimandikan.
2.
Ajari
ibu cara merawat tali pusat bayi, mengajari ibu cara merawat tali pusat bayi
yaitu, dengan memngganti pembungkus tali pusat menggunakan kassa steril minimal
2x/hari tanpa membubuhi obat misalnya betadine atau alcohol. Ibu sudah mengerti
cara merawat tali pusat.
3.
Anjurkan
ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi, menganjurkan ibu untuk selalu menjaga
kehangatan bayi. Ibu bersedia untuk selalu menjaga kehangatan bayi.
4.
Anjurkan
ibu menyusui dengan ASI Eksklusif, menganjurkan ibu menyusui dengan ASI
Eksklusif yaitu, memberikan makanan berupa ASI saja pada bayi tanpa makanan
pendamping apapun selama 6 bulan dan pemberian ASI diteruskan sampai usia bayi
2 tahun. Ibu bersedia menyusui dengan ASI Eksklusif.
5.
Anjurkan
ibu untuk meneruskan jadwal imunisasi bayi selanjutnya di tempat pelayanan
kesehatan terdekat dan mengimunisasikan bayinya dengan lengkap. Menganjurkan
ibu untuk meneruskan jadwal imunisasi bayi selanjutnya di tempat pelayanan
kesehatan terdekat dan mengimunisasikan bayinya dengan lengkap. Ibu bersedia
meneruskan jadwal imunisasi dan mengimunisasikan bayinya secara lengkap.
6.
Anjurkan
ibu kunjungan ulang untuk control bayi 1 minggu lagi setelah pulang.
Menganjurkan ibu kunjungan ulang untuk control bayi 1 minggu lagi setelah
pulang. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang untuk control bayi 1 minggu lagi
setelah pulang.
7.
Setelah
menyelesaikan administrasi, ibu dan bayi pulang pada tanggal 18 juli 2011 jam
14.30 WIB.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang
ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah
(hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.
Dalam menangani asfiksia harus segera dilakukan tinadakan
resusitasi neonatus. Dalam pelaksanaan resusitasi jangan menunggu nilai apgar
score menit pertama, karena resusitasi harus dilakukan setelah 30 detik bayi
mengalami gagal nafas. Semakin lambat memulai, maka akan semakin sulit untuk
melakukan resusitasi.
B.
Saran
Hendaknya bagi seluruh petugas kesehatan khususnya bidan
dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia dengan
baik agar dapat menghindari hal-hal yang dapat berakibat buruk terhadap bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo.
2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Bina Pustaka:
Jakarta.
Maryunani, 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Lahir Normal. Trans Info Media : Jakarta.
Maryunani, 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Lahir Normal. Trans Info Media : Jakarta.
Prawirohardjo,
Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Bina
Pustaka: Jakarta
http://pediatric.com/asfiksia-neonatorum/ diakses pada 20
juli 2011 pukul 03.10.24 pm
Terimakasih atas informasinya. Silahkan berkunjung ke blog saya dan baca artikel yang berjudul Nanas Muda Untuk Menggugurkan Kandungan
BalasHapusKontak person :
Sms/wa 📞0815-6769-3366