Bidan mempunyai
persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan
masyarakat, dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi
sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
a. Pengetahuan dan ketrampilan dasar
·
Kebudayaan
dasar masyarakat Indonesia.
→ Kebudayaan yang
mendasar atau sudah mendarah daging pada masyarakat Indonesia sejak jaman
dahulu dan sampai sekarang masih ada serta berlaku dalam kehidupan masyarakat.
·
Keuntungan
dan kerugian praktek tradisional dan modern.
→ Keuntungan praktek
tradisional:
Ø Lebih murah biayanya.
Ø Menguasai adat dan tradisi masyarakat.
Ø Masyarakat lebih bisa menerimanya.(
masyarakat kebayakan lebih percaya kepada dukun bayi yang menggunakan cara
tradisional daripada seorang bidan yang sudah berpengalaman)
→ Kerugian praktek
tradisional:
Ø Menggunakan cara-cara tradisional
yang diwariskan secara turun temurun.
Ø Pengetahuan dan pengalaman tenaga
kerjanya masih kurang.
Ø Alat-alat yang digunakan kebayakan
masih sederhana(alamiah)/tidak steril sehingga memungkinkan terjadinya infeksi.
→ Keuntungan praktek
modern:
Ø Sudah menggunakan peralatan yang
modern, penyediaan obat-obatan yang lengkap.
Ø Higenitas dan tindakan lanjutan
perawatannya lebih tepat.
Ø Tenaga kerjanya sudah ahli dan
mempunyai pengetahuan yang berkembang.
→ Kerugian praktek
modern:
Ø Kurang menguasai adat dan tradisi
masyarakat.
Ø Biayanya cenderung lebih mahal.
·
Sarana
tanda bahaya serta transportasi kegawatdaruratan bagi anggota masyarakat yang
sakit yang membutuhkan asuhan tambahan.
→ Seorang bidan harus
melakukan rujukan yang tepat ke institusi pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
apabila terjadi komplikasi/tanda kegawatdaruratan pada pasien serta menyiapkan
transportasi yang memadai,seperti ambulans,mobil kesehatan,dll.
·
Penyebab
langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi di
masyarakat.
→Penyebab langsung dan
tidak langsung kematian ibu
Faktor
medis yang menjadi penyebab
langsung kematian ibu adalah pendarahan 42%, keracunan kehamilan (eklamsia)
13%, keguguran (abortus) 11%, infeksi (10%), persalinan macet (partus lama) 9%
dan penyebab lain 15%. Sedangkan penyebab non medis yakni status nutrisi
ibu hamil yang rendah, anemia pada ibu hamil, terlambat mendapat pelayanan,
serta usia yang tidak ideal dalam melahirkan, terlalu banyak anak dan terlalu
dekat jarak melahirkan.
Beberapa
penyebab tak langsung yakni terlambat mencari pertolongan, terlambat
membawa ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di tempat
rujukan. Penyebab lain yang digolongkan sebagai penyebab tidak langsung
kematian ibu antara lain masih rendahnya status perempuan di Indonesia.
Kejadian kesakitan dan kematian ibu hamil juga berakar pada ketidakberdayaan
perempuan dalam mendapatkan kesetaraan dalam hal pendidikan, pekerjaan, ekonomi
serta dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
→ Penyebab langsung dan
tidak langsung kematian bayi
Ada
empat penyebab langsung kematian bayi, yakni berat badan badan rendah
mencapai 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian makanan 10%, tetanus 10%, infeksi
5%dan lain-lain 13%. Sedangkan faktor-faktor yang secara tidak langsung
menyebabkan kematian bayi berupa kurangnya kesadaran masyarakat bahwa
melahirkan berisiko terhadap ibu dan bayi. Selain itu, kurangnya perhatian
keluarga (ibu, suami dan nenek) terhadap keselamatan dan kesehatan bayi,
kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
minimal empat kali selama kehamilan, rendahnya akses ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang disebabkan jarak yang jauh, tidak punya biaya.
·
Advokasi
dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang diperlukan
untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam memperoleh pelayanan
kebidanan)
·
Keuntungan
dan resiko dari tatanan tempat bersalin yang tersedia.
→ Tempat bersalin yang bersih dan nyaman mempengaruhi proses persalinan itu
sendiri. Lingkungan yang bersih dapat menambah semangat si ibu untuk
melahirkan. Tapi sebaliknya tatanan tempat bersalin yang kotor dapat
mempengaruhi psikis ibu dan ketakutan adanya bahaya infeksi yang dapat
membahayakan ibu dan bayi yang dilahirkan.
·
Advokasi
bagi wanita agar bersalin dengan aman.
→ Memberikan saran kepada
ibu yang akan melahirkan agar bersalin di tempat yang menjamin keselamatan
dirinya dan juga bayi yang akan dilahirkannya nanti. Menyarankan untuk
melahirkan di klinik bidan atau rumah sakit, jangan di tempat dukun atau tempat
yang tidak menjamin keselamatan dirinya.
·
Masyarakat
keadaan kesehatan lingkungan, termasuk penyediaan air, perumahan, resiko
lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi kesehatan.
·
Standar
profesi dan praktik kebidanan.
→ untuk menentukan
kompetensi yang diperlukan dalam praktek sehari-hari.
Ø Standar pelayanan umum : registrasi,
rincian kegiatan pelayanan, promosi.
Ø Standar pelayanan antenatal :
identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan antenatal, palpasi
abdomianal, persiapan persalinan.
b. Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan
·
Epidemiologi,
sanitasi, diagnosa masyarakat dan vital statistik.
→ Epidemiologi : ilmu
yang mempelajari hubungan antara berbagai faktor yang menentukan frekuensi dan
distribusi penyakit pada komunitas manusia.
→ Sanitasi : menciptakan keadaan
lingkungan yang baik untuk kesehatan.
→ Diagnosa masyarakat :
penentuan sifat penyakit di lingkungan
masyarakat dengan memperhatikan gejala,tanda yang ada.
→ Vital statistik :
1. Salah satu teknik untuk
menilai status kesehatan masyarakat dalam kesatuan populasi tertentu.
2. Alat bantu menghasilkan ukuran dalam
penafsiran akan fakta kesehatan.
3. Bagian statistik
kesehatan yang menghasilkan ukuran tentang kejadian dalam kehidupan manusia
dari konsepsi sampai mati.
4. Statistik vital adalah
statistik mengenai kesehatan dan bertujuan mempublikasikan data kesehatan yang
berguna sekali bagi evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar tindak lanjut suatu
pemantauan dan penelitian (Slamet, 2004)
Fungsi Vital Statistik
1. Menilai dan membandingkan
tingkat kesehatan masyarakat.
2. Menentukan masalah dan
penyebab masalah kesehatan masyarakat.
3. Menentukan kontrol dan
pemeliharaan selama pelaksanaan program kesehatan.
4. Menentukan prioritas program
kesehatan suatu daerah.
5. Menentukan keberhasilan
program suatu daerah.
6. Mengembangkan prosedur,
klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi seperti sistim pencatatan dan pelaporan.
7. Menyebarluaskan informasi
tentang situasi kesehatan dan program kesehatan
Kejadian
yang dinilai dalam vital statistik
-Kejadian kematian
-Kelahiran
-Perkawinan
-Perceraian
-Adopsi Penyakit
·
Infrastruktur
kesehatan setempat dan nasional, serta bagaimana mengakses sumberdaya yang
dibutuhkan untuk asuhan kebidanan.
→ Infrastruktur yang
dimaksud adalah puskesmas, klinik bersalin, rumah sakit,dll.
→ Sumber daya yang di butuhkan
: peran ibu itu sendiri, suami, dan anggota keluarga yang lain.
·
Primary Health Care (PHC) berbasis di masyarakat dengan menggunakan promosi kesehatan
serta strategi pencegahan penyakit.
→ Dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan
dalam hidup kita, bagaimana menjaga kesehatan itu sendiri serta cara pencegahan
terhadap suatu penyakit yang berbahaya di lingkungan masyarakat.
·
Program
imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan imunisasi.
→ Dengan memberikan imunisasi terhadap balita secara berkala serta pemberian
vaksin untuk pencegahan terhadap penyakit,seperti vaksin hepatitis, cacar, dll.
Penyediaan lapangan yang
memadai,seperti posyandu yang berlangsung secara terjadwal.
c. Perilaku profesional bidan
·
Berpegang
teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
→ filosofi :sesuatu yang bisa memberikan gambaran dan berperan sebagai dasar untuk
memberikan informasi dan meningkatkan praktik profesional.
→ etika profesi :
mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg
biasa.
·
Bertanggung
jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
→ Seorang bidan harus
bisa bertanggung jawab apabila sesuatu terjadi kepada pasien yang ditanganinya.
Dan bisa mempertanggungjawabkan di hadapan hukum dan orang/institusi yang
bersangkutan.
·
Senantiasa
mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir.
→ Bidan harus berpikir
statis (berkembang) mengikuti perkembangan IPTEK, jangan cenderung monoton
kepada teori yang sudah ada, padahal teori kebidanan di setiap tahun itu bisa
berubah-ubah.
·
Menggunakan
cara pencegahan universal untuk penularan
penyakit dan strategi pengendalian infeksi.
→ Pencegahan universal
yaitu dengan melibatkan banyak orang,misalnya:di rumah sakit melibatkan pasien
itu sendiri dengan menjaga kebersihan tempat dan badannya, tenaga medis yang
bekerja(dokter,suster,bidan) dengan kebiasaan mencuci dan menggunakan sarung
tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan, serta lingkungan rumah sakit
baik kebersihannya, maupun pengunjung yang datang untuk menjenguk pasien.
·
Melakukan
konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.
·
Menghargai
budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran,
periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
→ Dalam hal ini bidan
dalam melakukan tindakan perlu mengkaji keadaan lingkungan itu seperti apa,
dapat memposisikan diri di lingkungan dengan baik, serta menyesuaikan dengan
adat budaya yang ada.
·
Menggunakan
model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat
menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan,
meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri.
→ Bidan menjalin kerjasama yang baik dengan kaum ibu dalam penanganan masalah
yang ada pada ibu sesuai dengan apa yang sudah disarankan oleh bidan (saling
bertukar pikiran). Bidan juga harus meminta persetujuan secara tertulis,supaya
dalam prakteknya nanti apabila terjadi kesalahan tidak menjadi tanggungan bidan
seutuhnya.
·
Menggunakan
keterampilan mendengar dan memfasilitasi.
·
Bekerja
sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada ibu dan keluarga.
→ Misal : dengan tenaga
kerja dirumah sakit baik negeri maupun swasta, tenaga kesehatan masyarakat,dll.
·
Advokasi
terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
→ Bidan memberikan saran, melindungi dan mendukung apa
yang menjadi pilihan ibu yang menjadi hak-haknya.